Status Positif #23

IMG_20170623_222829_272

 

Jadi, ceritanya saya (sebagai blogger amatir) membuat teori abal. Teori tentang Netizen. Bahwa secara garis besar netizen membutuhkan tiga hal:
a. Informasi
b. Hiburan
c. Motivasi

Nah. Kalau kita punya wadah untuk berkarya di media sosial (entah itu blog, twitter, youtube, apapun) dan ingin menarik perhatian netizen, mari setidaknya penuhi kebutuhan mereka :) Tidak harus semua, salah satu pun sudah bagus. Selengkapnya ada di link ini

https://shellyesfladys.wordpress.com/2017/06/23/yang-berkesan-yang-berpelajaran/ (ini sebenarnya repost status FB saya Agustus tahun lalu hehe)

Yang Berkesan, Yang Berpelajaran

Meski telah menulis blog sejak empat tahun lalu, bila berbicara mengenai belajar blogging sebenarnya sampai sekarang pun saya masih belajar. Saya sangat amatir untuk urusan blogging. Serius. Mengenai SEO saja saya baru paham akhir-akhir ini. Oke. Katakan saja saya blogger yang kuper (kurang pergaulan). Haha. Memang begitu adanya.

Selama blogging, tentu ada pelajaran berkesan buat saya. Ada beberapa pengamalan yang berkesan, tetapi saya hanya akan membagikan pengalaman blogging yang paling berkesan.

Awalnya saya menggunakan platform Blogspot untuk blogging. Waktu itu pun hanya asal bikin blog saja. Bisa tebak isi blog saya ketika itu? Isinya cerpen-cerpen dan puisi saya yang tidak jelas. Fiksi, fiksi, dan fiksi. Lama-lama saya bosan, terlebih karena isi blog saya itu terkesan monoton. Lagipula saya sama sekali bukan sastrawan atau semacamnya, belum pantas pula menerima feedback dari pembaca blog saya. Kacau pokoknya. Akhirnya saya menghapus-sirna blog yang telah menjadi wadah karya saya selama dua tahun itu. Saya katakan menghapus-sirna karena blog tersebut sudah tak berbekas lagi. Tentu saja tak lupa mem-back up semua karya tersebut di laptop. Bila dipikir kembali, saya tega juga, mengingat ada beberapa follower dan orang-orang yang berkomentar di sana. Ya bagimana lagi, itu semua itu turut terhapus juga karena saya sudah telanjur bosan sekaligus kesal sendiri.

Sebenarnya, sejak dulu juga ingin membuat sesuatu yang berbeda dan fresh. Menulis melalui blog dengan tema segar dan ringan sekaligus universal. Bisa menghibur orang lain melalui tulisan. Tapi ya, waktu itu saya masih labil dan galau. Bukannya menemukan solusi untuk mewujudkan hal itu, saya malah tambah minder dan sama sekali tidak melakukan kegiatan blogging. Saya bahkan sempat berpikir saya memang tidak akan pernah bisa jadi blogger sejati. Hopeless.

Hingga akhirnya, saya mendapat informasi mengenai lomba cerpen. Salah satu ketentuannya adalah mem-post cerita pendek di blog pribadi. Blog lagi… blog lagi. Namun karena saya waktu itu cukup tertantang dengan tema lomba cerpennya yaitu setting negara Italia (itu tema pilihan saya) maka saya kembali blogging. Bedanya, blog baru ini saya menggunakan platform WordPress. Tidak ada pertimbangan khusus memilih WordPress karena pilihan itu lebih tepat disebut coba-coba. Hehe. Akhirnya saya post cerpen saya itu (meski lomba yang diselenggarakan Bulan Oktober tahun 2014 tersebut bahkan hingga detik ini tidak ada kabar pengumuman entah bagaimana, mengapa, dan apa faktornya). Siapa sangka, ternyata ada hikmah di balik lomba semu ini, begitu pikir saya. Haha. Pokoknya sejak saat itu saya kembali optimis ber-blogging ria. Yey!

Lalu saya berpikir lagi. apa yang kira-kira akan saya tulis? Karena saya agak bosan juga menulis segala yang berbau fiksi. Apalagi info kejelasan lomba cerpen tersebut tidak kunjung muncul juga. Setelah mempertimbangkan banyak hal, saya pun mencoba memahami kebutuhan kaum pengguna internet atau netizen dalam berselancar di dunia maya, khususnya dalam dunia blog. Menurut saya, secara garis besar netizen membutuhkan tiga hal:

  1. Informasi
  2. Hiburan
  3. Motivasi

 

Itu di atas ceritanya saya bikin teori abal sendiri sih, hahaha. Nah, saya pun sadar. Pantas saja blog saya yang dulu tidak berkembang. Semua tulisan saya di blog lama tidak berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan di atas (kalau tulisan-tulisan fiksi saya itu agak berkualitas sih mungkin itu termasuk hiburan bagi yang senang membaca karya fiksi, tapi masalahnya dulu tulisan-tulisan saya masih jauh dari kata berkualitas). Belakangan juga saya sadar, memiliki blog berkonsep all-about-fiction itu sama sekali bukan gaya saya. Dari situlah saya belajar untuk mem-post informasi, motivasi, dan hiburan (meski terkesan sok menghibur, ya namanya juga belajar). Apa buktinya? Di blog saya ada tulisan motivasi yang berjudul ‘Stop Dreaming, Start Planning and Doing’. Walaupun di situ saya terkesan sok-sokan jadi motivator amatir yang menggurui, tapi setidaknya saya sudah mencoba, kan? Lalu ada review novel-novel yang saya baca, juga mengenai serba-serbi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan saya rasa itu termasuk informasi. Terakhir, hiburan. Mungkin ini terdengar klise, tapi hampir setiap malam minggu saya menulis ‘Indonesian Pick Up Line’ alias gombalan-gombalan berbahasa Indonesia. Kadang juga saya menulis gombalan dalam bahasa lain, beberapa juga menggunakan bahasa daerah. Kalau itu judulnya ‘(Bukan) Indonesian Pick Up Line’. Kenapa gombalan? Saya juga tidak tahu. Haha. Saya hanya berpikir, bagaimana caranya supaya saya bisa mem-post sesuatu secara rutin namun dengan konten yang begitu ringan. Iya, ringan. Biasanya hanya terdapat satu atau dua kalimat saja malah. Dan malam minggu sangat pas untuk mem-post gombalan-gombalan seperti itu, saya rasa. Begitulah. Biarpun blog saya ini masih gado-gado alias isinya campur aduk, tapi saya setidaknya bisa mencoba menjawab kebutuhan netizen. Apakah saya berhasil? Hanya pembaca blog saya yang bisa menilai (uhuk uhuk). Habis, percuma kalau punya wadah karya semacam blog, tapi menulis semau gue. Ya, hitung-hitung sekalian sharing juga. Sharing is caring, kan? Hehe.

Sekarang, saya jelas-jelas merasakan perbedaan antara ketika masih menulis blog semau gue dan ketika menulis dengan menyesuaikan kebutuhan netizen. Kenapa saya bilang semau gue? Karena dulu saya benar-benar menulis blog asal-asalan dan semau saya saja. Intinya, kedua hal itu sangat berbeda, saudara-saudara. Sangat berbeda. Menyesuaikan tulisan dengan kebutuhan netizen tentulah banyak manfaatnya. Saya juga selalu terpacu untuk terus menulis blog dengan tema-tema ter-update. Sekarang, alhamdulillah blog saya tidak sesepi kuburan seperti blog sebelumnya. Meski tidak ramai juga, tapi setidaknya setiap minggunya ada yang meninggalkan like atau komentar, begitu pun dengan bertambahnya angka follower. Tentu saja saya juga mengapresiasi itu semua. Ke depannya juga saya akan berusaha menulis konten-konten yang tak hanya terbaik, tapi juga bermanfaat.

Sekian pengalaman blogging berkesan dari saya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

 

Shelly Fw

Twitter : @shelly_fw

Note: Tulisan ini sebelumnya pernah dipublikasikan di http://tinulis.com/yang-berkesan-yang-berpelajaran/